Blues, di antara Penikmat Musik Indonesia

Djarum Super Jakarta Blues Festival (DSJBF) 2010, yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta telah menghidupkan kembali geliat musik Indonesia, khususnya blues. Akankah genre musik ini akan berjaya? Ribuan orang,baik anak muda dan sebagian kecil golongan tua, berbondong- bondong memadati 4 panggung di arena festival yang menjadi salah satu ajang musik terbesar di Asia Tenggara ini.Mereka puas dengan penampilan musisi yang hadir. Bukan saja sebagai hiburan semata, juga banyak penonton yang merasa mendapat manfaat dari ajang festival bergengsi tersebut.

Salah satu manfaat yang dirasakan penonton adalah mereka menjadi lebih tahu musik blues dan musisi yang tampil pun telah memberi sebuah masukan yang berharga. ”Tadinya saya cuma sekadar tahu musik blues, enggak tahu banyak. Makanya, saya datang ke acara ini, ”ungkap Ardi, salah satu pengunjung. Hal senada diungkap Widi. Menurut dia, kehadiran musisi luar negeri membuatnya sangat menikmati musik blues.

”Ternyata musiknya tidak membosankan dan cukup menarik,” ujarnya. Ajang festival yang sudah berjalan pada tahun ketiga ini memang berusaha tidak sekadar memberi hiburan semata, juga menjadi ajang menambah ilmu pengetahuan untuk masyarakat. Sementara, untuk musisi yang hadir, ajang ini menjadi interaksi di antara mereka menjadi lebih erat, mengenal satu dengan lainnya, baik musisi dalam negeri maupun luar negeri.

Para musisi ini tidak saja saling memperhatikan aksi panggung dari musisi yang tampil, tapi mereka berusaha untuk lebih mengenal musik yang dimainkan, dan itu menjadi langkah baik untuk nama Indonesia serta perkembangan musik blues di Tanah Air. Kolaborasi Kara Grainger dan Oppie Andaresta misalnya. Keduanya mampu menyedot perhatian ribuan penonton. Namun, di balik itu semua, Oppie dan Kara samasama belajar tentang perkembangan musik yang mereka tampilkan.

Menurut Oppie, tampil bersama Kara ini sebuah kesempatan yang luar biasa dan dia juga membuktikan diri sebagai musisi Indonesia yang mempunyai kemampuan tak kalah hebat dengan musisi mancanegara. Soal musik blues, Oppie termasuk musisi yang paham akan musik asal Amerika Serikat ini. Selama ini musik yang ditampilkan Oppie banyak mengetengahkan country blues. Tak heran ketika Oppie berduet dengan Kara, perempuan asal Australia yang sukses membawa musik blues ke Amerika ini merasa kagum.

Kara pun meminta penonton memberi tepuk tangan meriah atas penampilan Oppie. Demikian sebaliknya. ”Saya senang dengan penampilan Oppie. Beri tepuk tangan untuk dia,” ungkap Kara, kala pentas Sabtu (16/10) lalu. Interaksi musisi dunia ini memang diharapkan pihak penyelenggara. Frans Sunito yang menjadi perwakilan INA Blues ( Indonesian Blues Association ) melihat interaksi ini akan memberi dampak yang baik bagi semua pihak.

Untuk itu, pada perhelatan festival blues kali ini, jumlah panggung yang ada ditambah. Sebelumnya hanya dua panggung,tahun ini menjadi 4 panggung dan jumlah harinya pun menjadi dua hari. Bahkan, Gubernur DKI Fauzi Bowo menyambut antusias perhelatan akbar ini.Menurut Gubernur, perhelatan musik blues ini bukan saja untuk warga Jakarta atau Indonesia, juga masyarakat dunia.

Dalam kesempatan itu, Foke, sapaan akrabnya tak segan-segan berlama-lama menyaksikan penampilan musisi blues Tanah Air, yakni Mahagenta, sebuah kelompok musik yang memadukan unsur musik blues dan musik tradisional seperti gendang, terompet, sitar, kulintang, dan sebagainya. Foke juga menyempatkan diri menyaksikan penampilan Oding Nasution dan bandnya.

”Selamat datang kepada para musisi dunia.Kami bangga bisa menyelenggarakan pentas musik bertaraf internasional di Jakarta, Indonesia,” ungkap Foke. Dalam penampilannya, Oding berhasil menyita perhatian penonton. Musik yang ditampilkan selalu memberi pencerahan bagi penikmatnya. Aksi panggung Oding Nasution and InaBlues Band menunjukkan kekentalan musik blues dengan gayanya yang memainkan tempo up beat. Tak pelak penonton ikut menggoyangkan kepala saat Oding cs bermain.

Sementara, menurut Denny Sakrie, perkembangan musik blues di Indonesia semakin meningkat. Salah satu buktinya adalah antusias masyarakat yang datang ke DSJBF di Istora Senayan, Jakarta,kemarin. Pria yang menjadi host dalam acara tersebut melihat musik blues telah memasyarakat. Meski jumlahnya masih kalah banyak dengan genre musik lain, sudah banyak yang berusaha mencari tahu soal blues.

”Ajang ini bisa menjadi barometer perkembangan musik blues di Indonesia dan bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang blues akan menyedot lebih banyak perhatian masyarakat. Apalagi musisi yang tampil ini benar-benar menunjukkan kemampuannya dan itu membuat saya yang nontonkagum,” ujar Denny. Demikian dengan pengamat musik Bens Leo yang hadir menikmati musisi yang tampil dari panggung ke panggung.

Menurut Bens, musisi yang hadir telah menjadi perhelatan festival blues ini menjadi menarik. ”Saya suka melihat aksi panggung dari musisi yang tampil. Saya berharap, musisi Indonesia, yang mengangkat musik tradisional pun bisa ditampilkan lebih banyak lagi, itu untuk mendukung perkembangan musik di Indonesia sendiri,” harap Bens.

Candil yang selama ini identik dengan musik rock, mencoba skillnya di musik Blues. Hasilnya, sangat menghibur.

Abdee 'Slank' menjadi salah satu musisi yang ditunggu penampilannya

Ana Popovic, musisi asal Serbia, unjuk kebolehan. Blues tak hanya dimonopoli oleh musisi pria. Sejumlah penyanyi maupun gitaris perempuan juga sukses di aliran musik Blues

Oppie Andaresta masih keren !

Penampilan Piyu 'Padi', Abdee 'Slank', Ivan 'eks Boomerang' dan sejumlah gitaris handal dalam sesi Jam Session menghipnotis ribuan pengunjung Jakarta Blues Festival 2010.

Syaharani dikenal orang salah satu dedengkot penyanyi Jazz tanah air. Tapi awalnya ia belajar musik Blues terlebih dahulu sebelum berkecimpung di musik Jazz.

Satu lagi musisi perempuan asal Australia, Kara Grainger, membuat Jakarta Blues Festival 2010 semakin berbobot.

Lihat Photo lain nya disini